Tsuki ga Michibiku Isekai Douchuu Chapter 227

Chapter 227: Sumber Kenaifan

Ini sudah keempat kalinya, Jujur saja, Sudah tidak ada kesegaran lagi.

Untuk saat ini, Yang paling melegakanku adalah bahwa yang ada di depanku bukanlah Root.

Tidak ada jaminan bahwa itu tidak akan terjadi, Bahkan kalau aku tidak memiliki niat untuk melakukannya.

Sebaliknya, Ada kalanya aku berniat melakukannya tapi ternyata tidak seperti yang kuinginkan.

Serwhale-san bagus sampai-sampai aku ingin menjadikannya pengikut, Tapi ada hal-hal yang harus kami pertimbangkan, dan tidak bisa mencapai titik pakta.

Menjadi pengikut itu berarti, Paling tidak, Dia akan dipisahkan dari rasnya.

Dia adalah Neptune, Dan dia saat ini menjadi pilar laut Asora.

Itu tidak masalah kalau dia hanya bertindak bersama denganku untuk sementara, Tapi untuk membuat pakta dan membuatnya menjadi pengikut'ku', Aku merasa sedikit buruk.

Alih-alih menetapkan posisi untuk Serwhale-san dengan sebuah pakta, Dia mengatakan bahwa tidak apa-apa baginya untuk hanya bertindak sebagai perwakilan penduduk laut dan mematuhi perintah hanya sebagai salah satu penduduk Asora.

Dalam hal kekuatan dan kedudukan, Dia yang merupakan pemimpin Neptune, Bahkan dapat melakukan sesuatu seperti menjadi pengelola laut, Jadi kalau mengubahnya menjadi pengikutku itu sebenarnya akan sia-sia.

Lagipula tidak ada Superior Dragon yang mengelola laut.

Dan dari apa yang kudengar, Neptune sudah ada sejak zaman kuno di laut dan mereka kuat.

Neptune adalah ras yang membuatku bertanya-tanya apa mungkin mereka sebenarnya adalah pengganti Superior Dragon untuk laut.

"Makoto-sama, Apa yang anda pikirkan?"

Di dalam lingkaran sihir yang dibuat untuk ritual pakta, Touda berbicara padaku.

Dia menyadari bahwa aku sedang melamun, ya.

Kami diselimuti oleh cahaya merah dan menunggu cahaya itu untuk mereda.

Bahkan jika kita menyebutnya sebagai ritual, Bukan berarti pihak yang bersangkutan yang akan melakukan segala sesuatunya.

Terima kasih untuk Tomoe dan yang lainnya yang telah mengembangkan banyak hal dengan cepat.

Saat yang pertama kali, Tomoe-lah yang melakukan proses tersebut, dan saat dengan Mio, Aku tidak sadarkan diri.

Pada saat dengan Shiki, Tomoe dan Mio bersekongkol untuk mencampur Shiki dengan cincin bekas, Jadi aku tidak ada hubungannya dengan itu.

Aku benar-benar tidak melakukan apapun dalam paktaku.

"Tidak, Aku hanya berpikir sudah lama sejak aku meningkatkan jumlah pengikutku." (Makoto)

" Supaya Makoto-sama tidak menyesali keputusan itu, Saya berjanji untuk mendukung anda dalam hal-hal pribadi maupun publik dengan segenap kemampuan." (Touda)

"Terima Kasih." (Makoto)

Aku merasa seperti aku mendengar janji pernikahan disini.

...

Meski begitu, Setiap kata-kata Touda tidak terdengar tulus di dalam diriku.

Apa aku tumbuh jadi curigaan?

Kalau kami membentuk pakta yang berkuasa, Dia tidak akan bisa melakukan sesuatu yang drastis, Dan Kupikir dia tidak mungkin untuk mencoba rencana jahat apapun, Tapi...

Aku mungkin belum bisa lega dulu.

Aku hanya menerima ini sampai batas tertentu.

Tentu saja, Aku juga mengharapkan dia menjadi kekuatan tempur di pertahanan kami.

Keraguan.

...Itu benar, keraguan.

Karena aku sendiri telah menyadarinya, Aku tidak bisa begitu saja berpura-pura tidak menyadarinya.

Cahaya merah yang menyelimutiku dan Touda telah muncul sebagai dinding di antara ruang tempat Touda dan aku saling berhadapan.

Pakta itu akhirnya berakhir.

Tanda-tanda bahwa itu telah selesai tanpa masalah, dan berjalan seperti biasa.

Nah sekarang, Wujud apa yang akan diambil Touda?

Dia terlihat seperti manusia, Jadi kurasa penampilannya tidak akan banyak berubah.

Karena itu adalah pakta yang berkuasa, Aku tidak berpikir bentuk manusianya akan berubah.

Aku yang tidak perlu mengubah bentuk, Jadi cahaya di sisiku menetap di depannya.

"..."

Aku diam menunggu cahaya di sisi Touda untuk mereda.

Aku berpikir untuk memanggilnya *Sakura*. <Sakura = Bunga sakura>

Ini mungkin sederhana, Tapi dia berada di kuil Shinto dimana ada bunga sakura, dan kami melakukan pakta di hari melihat bunga sakura, Jadi kupikir nama itu tidak masalah.

"Apa ini... Tubuh baru saya?" (Touda)

Aku sudah menduga ini, Tapi Touda yang telanjang itu dalam posisi berjongkok, berdiri dan menggumamkan itu.

Apa ini? Sesuatu...

Touda dengan santai berdiri dan melihat lengannya yang terangkat, Lalu mengalihkan pandangannya ke anggota tubuhnya.

Aku mengerti, Dia terlihat muda.

Tidak ada gunanya usia penampilan mereka, Tapi Touda terlihat lebih tua dariku.

Benar, Seperti seorang gadis berusia pertengahan dua puluhan.

Namun, Tubuhnya telah berubah menjadi seseorang yang berusia sekitar 10 tahunan.

Berdasarkan indikator yang kubuat dari standar dunia ini dengan penampilan luar yang indah, Dia tidak diragukan lagi berusia sekitar 10 tahunan.

Bagaimana mengatakannya, ya. Ini adalah pemandangan yang familiar.

Bahkan saat aku melihat Touda telanjang tepat depanku, Aku sedikit tersentuh oleh fakta bahwa aku tidak gelisah.

"Bagaimana perasaanmu? Apa ada masalah?” (Makoto)

“Makoto-sama… Saya merasa luar biasa. Saya tidak berpikir kekuatan saya akan meningkat sebanyak ini dengan pakta yang berkuasa. Sangat disayangkan bahwa keinginan saya untuk melawan Makoto-sama dengan kekuatan penuh tidak akan pernah menjadi kenyataan.” (Touda)

Karena dia ada dalam pakta yang berkuasa.

Bahkan jika dia memiliki izinku, Dia tidak akan bisa bertarung dengan kekuatan penuhnya.

Tomoe dan yang lainnya selalu mengeluh tentang hal itu.

Mengatakan: 'Kalau aku bisa mengeluarkan kekuatan penuhku, Aku akan bisa bertahan sedikit lebih lama.'

Touda, Yang mengatakan ini dengan kejam sambil tertawa, Mungkin juga merasa seperti itu.

"Peremajaan. Ada juga kasus Shiki, Jadi ini bukan sesuatu yang aneh.'' (Tomoe)

"Lagipula dia berubah dari tulang menjadi manusia. Jadi kalau cuma mengubah penampilanmu menjadi bocah, Tidak akan ada banyak perbedaan.” (Mio)

Tomoe dan Mio mengamati Touda dengan tenang.

Tomoe terlihat sedikit senang.

Yah, Itu bisa dimengerti.

Selain perubahan dalam penampilan Touda dan usia penampilan luarnya... Ada juga perubahan pada rambutnya.

Warna rambut hitamnya telah berubah menjadi hijau zamrud tua.

Seperti warna hutan.

Tapi spesialisasinya adalah api, Dan dia melayani Dewa Jepang.

Namun, Hijau.

Rambut hitamnya masih terlihat lebih terhubung dengan kemampuannya, Tapi yang ini tidak terduga.

"Seperti yang diharapkan, Dia tidak menyimpang dari bentuk manusia." (Shiki)

Shiki tampaknya berpikir sama denganku. Dia menatap Touda dengan mata serius saat dia bergumam.

Touda mengkonfirmasi penampilannya sendiri, Dan setelah mengangguk beberapa kali, Dia menggumamkan mantra dan mengenakan pakaian mikonya.

Jadi ada sihir untuk ganti baju dengan cepat?

Betapa nyamannya.

"Baiklah, Makoto-sama, Sekarang saya ingin menerima nama saya."

"Benar. Nama baru Touda adalah Sa— ”(Makoto)

"?"

Aku hendak mengatakan Sakura, Tapi untuk beberapa alasan, Aku berhenti.

Karena nama yang lain tiba-tiba terlintas di kepalaku.

Apa yang harus kulakukan?

Tidak.

Sakura tidak bagus.

Aku sudah merasa tidak nyaman dengan itu.

Aku merasa memberi nama seperti itu kepada seseorang itu tidak baik.

"Waka?" (Tomoe)

"Waka-sama?" (Mio)

Tomoe dan Mio menatapku, yang ragu-ragu berbicara, dengan khawatir.

"Maaf. Nama barumu adalah Tamaki.” (Makoto)

"Tamaki... ya." (Tamaki)

"Ya. Sekali lagi, Mohon bantuannya.” (Makoto)

Kenapa nama Tamaki tiba-tiba muncul?

Padahal aku tidak punya satupun kenalan dengan nama itu.

"Ya. Makoto-sama, Senpai, Mulai hari ini, Nama saya akan menjadi Tamaki. Mohon bantuannya." (Tamaki)

Touda menundukkan kepalanya dalam-dalam, Tamaki.

Pengikut baruku.

Namun, Dia jelas merupakan pengikut dengan implikasi yang berbeda dengan Tomoe dan yang lainnya.

“...Kalau begitu, Tomoe. Kuserahkan sisanya padamu.” (Makoto)

“Ya, Aku akan mengajarinya tentang aturan Asora dengan benar. Kita akan menggunakan dia di masa depan, Jadi aku akan mengajarinya tentang Mist Gate juga—” (Tomoe)

" Tentang itu, Tidak apa-apa hanya mengajari dia cara berpindah di sekitar Asora dengan itu." (Makoto)

“Apa yang kau maksud dengan itu, Waka?” (Tomoe)

Tanpa menjawab, Aku hanya melambaikan tangan dan membalikkan punggungku.

“Aku akan pergi sebentar. Kalau acara melihat bunga sakura terus berlanjut hingga malam, Biarkan saja mereka, oke? Aku juga akan kembali saat sudah malam." (Makoto)

Setelah memberitahu mereka itu, Aku menghilang dari tempat itu.

Aku teleport ke kamarku dan membuat beberapa persiapan dengan setengah hati sebelum menuju ke gurun.

Berteleportasi ke tempat dimana ada pangkalan yang dulu disebut Zenno, Aku terbang ke arah tertentu.

Mungkin karena ada banyak mamono di sekitar sini yang bisa merasakan sampai batas tertentu jika lawannya dapat mereka tangani, Jadi aku tidak bertemu mereka, Dan dalam waktu kurang dari satu jam, Aku tiba di tujuanku.

"Kalau aku ingat dengan benar, Itu di sekitar sini." (Makoto)

Sejauh yang bisa dilihat, terdapat tanah coklat kemerahan tanpa ada perubahan yang terlihat.

Tempat dimana kehidupan dunia paralelku dimulai.

Ini benar-benar tidak ada titik yang aneh.

Dan, Bahkan di perbatasan dunia ini, Aku dapat mencapai sini dalam waktu singkat.

Kenyataan itu terasa lucu dan membuatku ingin tertawa.

"Berpikir tentang itu, Waktu telah berlalu dalam sekejap mata ya." (Makoto)

Sebuah monolog yang tidak akan didengar siapapun.

Sejak datang ke dunia paralel ini, Aku diserang oleh Tomoe, Memperoleh sesuatu yang disebut Asora, Diserang oleh Mio...

Berpikir berkali-kali bahwa aku harus berubah, Aku telah mencapai titik ini tanpa mengubah pendirianku.

...Itulah yang kumaksud.

Aku telah... berubah.

Tanpa kusadari, Aku telah berubah.

Setidaknya, Aku telah menjadi makhluk yang benar-benar berbeda dari aku yang di Jepang.

Jika ada permusuhan dan datang untuk nyawaku, Tidak ada masalah untuk melawan balik, dan sebagai hasilnya, Aku telah merenggut nyawa, Yang merupakan sesuatu yang tidak dapat ditolong.

Jika pemikirannya hanya sejauh itu, mungkin itu normal.

Tetapi diriku yang sekarang berbeda.

Aku yang sekarang berpikir bahwa pertempuran sampai mati sama normalnya dengan bernafas.

Pada awalnya, Itu hanya menuju orang yang mengarahkan niat membunuh ke arahku.

Sedikit di masa lalu, Itu hanya pada orang-orang yang memiliki keinginan bertarung dan yang berdiri di medan perang.

Dan sekarang, Hampir semua kehidupan yang telah lahir.

Aku akhirnya berpikir bahwa membunuh dan dibunuh adalah hal yang wajar.

Lagipula Hyuman dan Demi-human telah merenggut nyawa hanya untuk bertahan hidup.

Petualang dikendalikan oleh keserakahan dan terbunuh oleh mamono, Mamono mengerumuni desa dan membunuh semua orang di dalamnya; Aku telah mulai berpikir bahwa mereka adalah hal yang sama.

Jika itu adalah aku saat di Jepang sebagai siswa SMA, Aku bertanya-tanya apa aku memikirkan kehidupan ini dengan ringan.

Sejak kapan?

Sejak saat varian merajalela di Rotsgard?

Atau apa itu saat ketika aku tidak dapat melawan Dewi dan pada akhirnya harus bertarung di Ibu kota Limia?

Apa saat aku mengunjungi berbagai negara termasuk negara ras iblis?

Aku tidak tahu.

Bahkan mungkin saat kami berbicara tentang berternak hewan seperti sapi dan domba di Asora dan aku sudah bisa memakannya seperti biasa.

Tapi, Saat aku dengan jelas merasakan perubahan ini sedikit setelah percakapanku dengan Senpai di Limia.

Pemikiranku mengenai kehidupan dalam pertempuran, Aku mulai merasa bahwa pemikiranku benar-benar berbeda dibandingkan dengan kebanyakan prajurit.

Sejujurnya, Aku mulai merasa moral adalah sesuatu yang lemah.

Ini menakutkan.

Pemikiran luarku seharusnya merasa bahwa moral dan kehidupan itu penting, Tapi jauh di dalam lubuk hatiku, Rasanya seolah-olah tidak beresonansi sama sekali. Perasaan aneh.

Mungkin itu sebabnya saat-saat ketika aku tenggelam dalam pemikiran yang mendalam telah meningkat.

Aku telah berkonsultasi dengan Tomoe dan yang lain tentang masalah perusahaan dan Asora, Tapi berbicara tentangku adalah masalah yang berbeda.

Hal-hal yang menyangkut apa yang harus kulakukan dengan diriku sendiri, Bukanlah sesuatu yang harus dikonsultasikan dengan orang lain.

Ini adalah sesuatu yang harus kuputuskan sendiri.

Tidak perlu masukan dari orang lain, Tidak peduli siapapun itu.

“Jika penyebabnya adalah karena aku telah telalu banyak membunuh, Maka aku tidak bisa kembali lagi. Itu akan menjadi sesuatu yang tidak bisa ditolong.” (Makoto)

Hasil dari aku yang sudah terlalu banyak membunuh adalah sekarang aku merasa itu sama dengan bernafas dan itu adalah sesuatu yang terkait erat denganku. Kalau itu masalahnya, Ini sudah terlambat.

Karena memang sudah seperti itu adanya.

“Yah, Bukan berarti aku tidak bisa bersikap normal. Bukan tidak mungkin untuk bertindak dengan alasan, Jadi harusnya itu tidak masalah.'' (Makoto)

Tidak peduli berapa banyak nilai yang kutemukan dalam hidup, Aku masih bisa menganggap hidup itu penting.

Mengesampingkan orang-orang yang sangat dekat denganku, Kebanyakan orang mungkin tidak akan menyadarinya.

“Masalahnya adalah poin lainnya. Masalah yang tidak hanya menjadi perhatianku. Yang ini adalah kabar buruknya." (Makoto)

Masalah lain yang kusadari ketika berpikir tentang diriku sendiri.

Itu adalah… Sesuatu yang sengaja kuhindari.

Aku merasa seperti aku telah melakukannya secara tidak sadar juga, Dan ada kalanya aku melakukannya dengan sengaja.

Dengan kata lain, Penyakit yang serius.

AKU…

"Aku telah melarikan diri dari kejahatan." (Makoto)

Niat jahat yang diarahkan padaku dari orang lain.

Kejahatan yang menyebar secara tidak adil di masyarakat.

Bahkan di Jepang, Dan di dunia paralel ini juga.

Aku telah melarikan diri darinya.

Jika harus menghadapinya, Aku memilih untuk menutup pikiranku dan membungkamnya.

Bahkan di masa depanku, Aku hanya berpikir untuk mewarisi Dojo busur milik master dan menjalani kehidupan di mana aku mengajar seni busur dan terus melatih diri. Begitulah caraku berpikir.

Dalam hal pernikahan, Aku berpikir bahwa aku hanya akan menikahi seseorang pada usia yang cukup.

Tentu saja, Aku tidak memiliki orang tertentu dalam pikiranku.

Jika tidak bisa mewarisi Dojo, Aku berpikir untuk bekerja sebagai PNS di kampung halamanku. Bagaimanapun, Aku hanya memikirkannya secara samar-samar.

Aku tidak dapat membayangkan diriku bersaing dengan orang lain untuk hal-hal seperti promosi, dan kupikir hal-hal itu tidak cocok untukku.

Tidak ada gunanya memikirkannya, Lagipula aku bukanlah orang genius atau berbakat, jadi kupikir itu bukan sesuatu yang harus kutuju.

...Aku baik-baik saja hidup hanya dengan busur dan hobiku.

Begitulah adanya.

Ini tidak berubah bahkan ketika aku datang ke dunia paralel.

Pada awalnya, Aku berpikir bahwa aku hanya melarikan diri dari hal-hal yang sulit, Tapi aku mampu menyerap hal-hal seperti sejarah dunia dan konfigurasi sihir, Jadi mungkin itu adalah sesuatu yang berbeda.

Kejahatan para petualang, Kejahatan para pedagang; Di dunia ini di mana keserakahan menutupi seluruh permukaannya, Ada saat-saat ketika skema itu diarahkan padaku, dan ada banyak waktu ketika aku terlibat di dalamnya.

Pada saat-saat itu, Bahkan ketika aku melakukan tindakan balasan untuk itu, Aku selalu mengatasinya dengan setengah-setengah dan mengabaikan akarnya.

Atau terkadang, Aku hanya akan menyerahkannya pada Tomoe dan yang lainnya.

Pada saat dengan Rembrandt-san dan penyakit kutukan, Itu sangat mengerikan, Tapi bahkan pada saat itu, Aku tidak benar-benar tertarik pada penyebabnya.

Apa yang kupikirkan adalah tidak lucu jika orang mati karena hal seperti itu.

Bahkan tuduhan aneh Illumgand yang seperti orang setengah gila, Aku tidak terlalu memperhatikannya.

Karena dia bukanlah seseorang yang menimbulkan ancaman. Meski begitu, Jika dia menyerang dengan paksa, Aku akan melawan, Itu saja.

Aku tidak mengarahkan mataku ke cerita di belakangnya.

Karena kau tahu, Tidak ada yang mau menyentuh bisnis berlumpur seperti itu.

Jika memungkinkan, Kau lebih memilih untuk menjalani hidup tanpa mengetahuinya.

Kan?

Kalau aku memutuskan hal-hal lebih cepat, Apa semuanya akan berubah secara berbeda?

Bahkan sampai hari ini pun, Aku masih memikirkan hal-hal sepele itu.

Betapa tidak bergunanya itu. Aku sudah memahami itu dengan baik sejak datang ke dunia ini.

“Mata Touda… Tamaki, adalah mata jahat.” (Makoto)

Kupikir itu adalah warna emosi yang rumit.

Bahkan jika aku menyebutnya jahat, Kupikir itu tidak hanya itu.

Jelas ada ketakutan dan niat baik juga.

Tapi ada kebencian juga.

Bagaimana mengatakannya, Itu adalah atmosfir yang aneh- tekanan yang kuat. Sekarang aku memikirkannya kembali, Aku merasa itu mirip dengan sensasi ketika Dewi menyuruhku melakukan sesuatu yang tidak masuk akal, Dan ketika aku pertama kali bertemu Rona dan Zef.

Benar. Itu adalah mata seseorang yang menekan sesuatu.

'Hari ini akhirnya tiba dimana aku melihat mata seperti itu di Asora', adalah apa yang kupikirkan saat itu.

Itu sudah terlambat.

“...Itu sebabnya aku tidak akan membiarkan Tamaki keluar dari Asora. Aku akan membuatnya menjadi pengikut yang akan mempertahankan Asora hingga akhir.” (Makoto)

Dengan itu, Niat jahatnya tidak akan menjadi masalah besar.

Lagipula Kami sudah membentuk pakta.

Aku akan menyuruhnya mengelola kuil Shinto dan kuil-kuil lain secara normal, Jadi itu akan membunuh dua burung dengan satu batu.

“...Baiklah, Ayo pergi.” (Makoto)

Di tempat dimana semuanya dimulai, Sebuah resolusi dibuat.

 

 

“Oh! Raidou-dono, Sudah lama tidak jumpa."

“Ya sudah lama, Rembrandt-san. Meskipun aku sedang menyewa ruangan, Tapi aku jarang datang. Aku minta maaf untuk itu." (Makoto)

“Tidak perlu dipikirkan. Kami juga ingin berbicara denganmu- tidak, Berkonsultasi denganmu tentang sesuatu, Jadi aku berpikir untuk menanyakan kapan kamu luang.” (Rembrandt)

Malam.

Aku pergi ke kediaman Rembrandt di Tsige.

Saat aku mencoba membuat janji untuk bertemu dengannya secepat mungkin, Aku menerima jawaban dari resepsionis yang mengatakan bahwa mereka akan menyediakan waktu untuk malam ini.

Tidak kusangka aku bisa bertemu orang sibuk sepertinya di hari yang sama.

"Berkonsultasi? Rembrandt-san denganku? Mungkinkah terjadi sesuatu pada putrimu?” (Makoto)

Aku tidak pernah melakukan sesuatu yang aneh pada Sif dan Yuno, Dan aku belum memberi tahu mereka berdua tentang apapun yang membuatku merasa malu.

Jika itu adalah konsultasi dari mereka, Tidak perlu terlalu formal tentang itu.

“Tidak, Mereka menjalani kehidupan sehari-hari yang memuaskan. Terima kasih pada Raidou-dono.” (Rembrandt)

“Aku senang kamu berpikir seperti itu.” (Makoto)

“Tentu saja. Jadi, Raidou-dono, Apa keperluanmu? Akan sangat bagus jika aku bisa membantu." (Rembrandt)

Jika dia bisa membantu, ya.

Dari apa yang kutahu, Dia adalah orang yang paling cocok untuk itu.

Mungkin.

"Kamu tahu..." (Makoto)

Dengan sedikit jeda, Aku mengeraskan tekad di dalam diriku.

"Tolong ajari aku kejahatan orang." (Makoto)

“...Hoh? Kejahatan, ya. Ini adalah satu permintaan aneh." (Rembrandt)

“Kejahatan, atau bagaimana mengatakannya, Masyarakat, Mungkin? Aku tidak tahu bagaimana mendeskripsikannya. Tapi aku memiliki gambaran yang jelas di pikiranku...” (Makoto)

Aku bisa tahu bahwa mata Rembrandt-san dan Morris-san, Yang ada di sampingnya, Telah menyipit.

Kupikir mereka mengerti arti sebenarnya dari kata-kataku.

“Sampai sekarang, Aku memiliki pandangan idealis tentang pedagang, Dan… Aku telah mendorong hal-hal dengan kekuatan kasar. Tapi aku sudah dalam fase dimana aku tidak bisa mengalihkan pandanganku. Itulah yang kurasakan." (Makoto)

“Tapi Raidou-dono telah mampu menghasilkan hasil terbaik dengan cara itu. Hampir tidak ada pedagang yang hanya bisa melihat pelanggannya dan dapat mencapai sebanyak yang kamu jalani. ”(Rembrandt)

“Itu benar, Raidou-sama. Anda telah memperluas bisnis Anda dengan cara yang tidak dapat dilakukan oleh orang lain dan mendapatkan kepuasan pelanggan Anda. Dan bahkan sekarang, Anda menerima panggilan langsung dari negara-negara, dan mencapai tingkat di mana nama Anda telah diingat. Ini sesuatu yang bisa dibanggakan.” (Morris)

Morris-san dan Rembrandt-san memberikan kata-kata penghibur terhadap pengakuan yang merendahkan diriku.

Memang benar bahwa namaku telah diingat di negara lain, Dan, Aku tidak bisa mengatakannya, Tapi aku juga memiliki koneksi dengan ras iblis.

Entah bagaimana, Hidupku sebagai pedagang berjalan dengan baik.

Tapi itu hanya entah bagaimana.

“Aku tidak berpikir untuk mengubah fondasi metodeku. Aku hanya ingin perusahaanku menjadi perusahaan yang mampu menangani konflik bukan secara kebetulan, Melainkan dengan memprediksi dan mengatasinya. Dan kupikir aku tidak bisa terus mengalihkan pandanganku dari kejahatan orang lain, Meskipun hanya sedikit." (Makoto)

Melihat kenyataan, Dan pelajari lebih banyak tentang kebusukan orang-orang yang aku coba untuk tidak melihat sebelumnya tapi akhirnya aku melihatnya.

Akibatnya, Aku mungkin akan melihat tidak hanya hyuman tetapi juga demi-human dengan cara yang lebih kotor juga.

Untuk mengubah kesan perusahaan, pedagang, dan bangsawan terhadapku, Aku tidak bisa terus mengandalkan Tomoe dan yang lainnya untuk segalanya.

Bila aku -Perwakilan mereka- terus seperti ini, Perusahaan hanya akan dilihat sebagai perusahaan yang tidak dapat dihancurkan.

Untuk membuat orang berpikir bahwa gagasan menyentuh Kuzunoha Company adalah tabu, Aku sebagai perwakilan adalah penghambat yang membuatnya tidak dapat mewujudkan gagasan ini.

Aku harus membuang kenaifanku ini.

Sudah berapa kali aku berpikir untuk melakukan ini.

Tapi akhirnya... Aku mengerti apa yang harus kulakukan untuk mewujudkan hal ini.

Kali ini pasti, Aku akan melakukannya.

Itu... Naif bagiku, Untuk mencoba mengalihkan pandanganku.

"...Jadi, Kamu ingin aku mengajarimu tentang kegelapan yang telah kubawa dalam diriku sebagai seorang pedagang, kan?" (Rembrandt)

"Ya." (Makoto)

“Ada saatnya ketika mengetahui menyebabkan penyesalan. Aku yakin Raidou-dono mampu menyingkirkan semua orang yang memiliki emosi permusuhan, Dan terus bergerak maju seperti yang kamu lakukan, Tapi... meski demikian, Kamu masih ingin mempelajarinya? Meskipun kamu telah memenuhi suatu kondisi penting untuk memungkinkanmu untuk meninggalkan pikiran dan hanya maju secara idealis?" (Rembrandt)

"…Ya. Itu tidak hanya terbatas dalam kehidupan pedagangku, Tapi juga dalam hidupku secara umum. Aku tidak bisa terus melarikan diri dari ini." (Makoto)

"Jika itu kamu, Itu mungkin... Tapi yah, Raidou-dono telah memutuskan ini sendiri, Jadi itu bukan sesuatu yang orang lain bisa sela." (Rembrandt)

Rembrandt-san menghela nafas pendek dan menutup mulutnya.

Aku juga tidak punya pilihan selain menunggu jawabannya.

Rembrandt-san sedang merenung dengan mata tertutup, dan ketika dia mengangguk, dia membuka matanya dan melihat Morris-san.

Morris-san mengangguk pelan.

"...Mengerti. Aku akan mengajarimu apa yang kubisa, Tentang pemikiran-pemikiran yang meluap di masyarakat, Dan fondasinya. Entah itu keberuntungan atau kesialan, Ada banyak materi pengajaran tentang itu di Tsige. Namun, Ini adalah permintaan pribadiku, Raidou-dono: Tolong lanjutkan pendekatanmu terhadap pelangganmu seperti biasa." (Rembrandt)

"Ya. Rembrandt-san, Terima kasih banyak!'' (Makoto)

"Tapi untuk berpikir bahwa Raidou-dono akan mengatakan dirinya bahwa ia ingin menjadi pedagang normal, Aku tidak akan menyangkanya." (Rembrandt)

Dalam sekejap, Rembrandt-san kembali ke ekspresi lembutnya, Dan kekuatan meninggalkan tubuhnya saat dia tertawa.

"B-Begitukah." (Makoto)

“Bahkan di Rotsgard, Kamu telah mendapatkan kendali dengan kekuatan kasar. Aku semakin bersemangat tentang masa depanmu, Raidou-dono. Aku tidak berharap kamu tersandung.'' (Rembrandt)

"Dalam perspektifku, Aku telah cukup banyak tersandung." (Makoto)

Bisnisku di Akademi tidak memberiku kesan bahwa itu akan lebih baik daripada di Tsige.

"Berbeda dari sini, Tidak ada jaminan bahwa Guild akan berpihak padamu." (Rembrandt)

"Itu benar. Dibandingkan dengan Tsige, Aku merasa seperti menjalin koneksi dengan Guild dan para pedagang lebih sulit.” (Makoto)

"Hahaha." (Rembrandt)

Rembrandt-san mengeluarkan tawa yang terasa memiliki makna tersembunyi.

Morris-san juga memiliki ekspresi yang sama ketika dia mengangguk beberapa kali.

...

“Ah, Lalu, Keperluan apa yang Rembrandt-san miliki? Aku masih belum mendengarnya." (Makoto)

Aku merasa sedikit tidak nyaman, Jadi aku mengubah topik.

"Tidak ada yang besar, Dibandingkan dengan keputusan Raidou-dono, Ini hanyalah masalah kecil." (Rembrandt)

Mempertahankan ekspresi senangnya, Dia menempatkan siku di atas meja dan menghubungkan lengannya di atas mulutnya.   

Gesture itu terasa seperti... memiliki intensitas.

Aku dengan diam menunggu kata-kata berikutnya.

“Revolusi akan segera terjadi di negeri ini. Aku ingin berkonsultasi denganmu tentang itu." (Rembrandt)

“Hah? Revolusi?'' (Makoto)

Eh?