Chapter
226: Pesta melihat bunga sakura
Dan... beberapa hari berlalu setelah itu.
Hari ini, kami berada di lahan yang luas.
Saat ini kami benar-benar tengah melihat sakura.
Tempat ini dipenuhi dengan keceriaan minum dan
bernyanyi.
Pada awalnya, penduduk ragu-ragu untuk makan dan minum
di kuil yang memuja Dewa, tapi setelah beberapa saat melihat bunga sakura,
mereka benar-benar menikmatinya.
Menjelaskan berbagai hal mungkin memainkan peran besar
juga.
Hanya saja... Meskipun ini adalah melihat bunga sakura pertama
kami, ada sejumlah ras laut yang tidak bisa berpartisipasi.
Tempat ini tidak terlalu jauh dari laut.
Meski begitu, Aku tidak bisa memindahkan kuil.
Aku berpikir untuk menunda acara karena itu, tapi pada
saat itu, Serwhale-san meminta izinku untuk memperluas laut dan mengurangi
daratan.
Dan berkata bahwa kita harus melihat bunga sakura
bersama semua orang di masa yang akan datang.
Neptune dan Sari memutuskan ras yang akan berpartisipasi
dalam acara kali ini, dan telah menjadi adegan di mana ras laut dan ras darat
berpartisipasi bersama.
Serwhale-san saat ini sedang minum Sake, makan makanan,
dan menikmati pemandangan sakura dengan ras darat dan laut tanpa kecuali.
... Seperti yang kupikirkan, Serwhale-san benar-benar
layak disebut dengan '-san'.
Para manusia kepiting mulai menari, dan para manusia
tuna dengan sungguh-sungguh melihat sakura dan bunga saat mereka meminum sake
Jepang Asora dalam cawan kecil.
Orang lain yang bekerja keras dalam hal ini, Sari,
berada di sisiku pada awalnya, tapi ketika aku menyuruhnya untuk bergerak ke
sekitar, dia dengan patuh pergi ke banyak ras lainnya - terutama berpusat pada
wanita - dan menikmati dirinya sendiri dengan tenang.
Bahkan sekarang... eh? Dia tidak ada di sana.
Aku mencari Sari dengan mataku.
... Oi.
Aku menemukan Sari yang sekarang tergeletak di atas
cabang pohon karena suatu alasan.
Ah, dia dibawa turun oleh Lorelais.
Tempat ini memiliki berbagai macam minuman.
Dia mungkin minum beberapa campuran dan mabuk.
Sepertinya ada orang yang menjaga mereka, jadi aku tidak
perlu pergi.
“Tuhan yang terbuka dan toleran, ya. Memang benar bahwa
di Edo ada festival di kuil Shinto, dan itu telah menjadi tempat di mana
orang-orang berkumpul dan menikmati waktu mereka. Ini adalah bagian yang sulit
untuk dipahami, tetapi setelah melakukannya sendiri dan melihatnya dengan mata
kepala sendiri, Aku mulai mengerti.” (Tomoe)
Tomoe bersamaku.
Dia bukan tipe yang membuat banyak keributan. Sepertinya
dia suka melakukan hal-hal dengan cara yang tenang.
Yah, melihat bunga sakura adalah sesuatu seperti itu.
Ada orang yang menganggap bunga sakura sebagai alasan
sederhana untuk nongkrong, dan ada orang-orang yang benar-benar menikmati
melihat bunga sakura.
Ada orang yang menganggap minum sebagai prioritas, dan
ada juga orang yang lebih suka melalui banyak gerobak makanan.
Kadang orang menganggap pagi hari lebih baik, beberapa
menganggap malam.
Meski begitu, tidak perlu untuk meributkannya.
Kupikir orang-orang memiliki cara yang berbeda untuk
menikmati sesuatu.
Kau tidak perlu mengganggu kenikmatan orang lain dan
cukup menikmatinya dengan caramu sendiri.
“Bukan berarti orang-orang di masa lalu memandang Dewa
mereka dengan enteng dan membuat keributan, ya? Selama kau memiliki rasa hormat
sebagai dasar, Aku tidak berpikir tindakan yang datang secara alami dari itu
salah." (Makoto)
Begitulah caraku berpikir.
Ada banyak festival yang tidak biasa juga, tapi itu
bukan berarti kami meremehkan para Dewa.
Bersukacita tidak sama dengan hura-hura.
Tentu saja, tidak hanya atas dasar menghormati para
Dewa, dan ada juga motivasi bahwa mereka akan melakukan yang terbaik pada
festival berikutnya.
Semua poin itu membuatku menyukai festival dan acara di
kuil Shinto.
Itu sebabnya aku senang bahwa aku dapat menikmati
pemandangan sakura di Asora meskipun sedikit berbeda.
Jika festival adat dan acara musiman lahir, itu akan
sangat bagus.
Sudah diputuskan bahwa akan dibuat gerbang yang
menghubungkan kuil Shinto ini dengan daratan dan lautan.
Ini adalah sesuatu yang harus kulakukan.
Aku ingin mereka mengunjungi kuil dengan nyaman, dan
bahkan jika itu adalah agama, aku tidak ingin mereka tersesat atau membiarkan
orang mati seperti dalam ziarah Ise.
"Ada seseorang yang mengelola tempat itu, dan
karena tempatnya sangat luas, itu bahkan bisa digunakan untuk sarana mengajari
anak-anak." (Tomoe)
“Menurutku, tidak perlu menjadi sarana pembelajaran. Aku
akan senang jika itu hanya menjadi salah satu tempat di mana orang dapat
menikmati waktu mereka.” (Makoto)
"Ya, Apapun masalahnya, kita harus bersyukur pada
Dewa yang telah memberi kita sesuatu yang bagus.'' (Tomoe)
Minum secawan kecil Sake, Tomoe tampak puas.
Perubahan suasana hatinya agak... cepat.
Untuk masalah Miko-san, Tomoe sepertinya agak tajam,
tapi untuk saat ini, tampaknya tidak ada tanda-tanda itu.
Mio, yang sebagian besar hanya di sisiku, juga seperti
itu, tapi sekarang, dia berkeliling ke berbagai gerobak makanan dan
membawakanku makanan.
Meskipun aku tidak yakin apakah aku bisa menghabiskan
tumpukan bekal makanan yang kami bawa untuk melihat bunga sakura.
Dia benar-benar tanpa ampun.
Kupikir aku sudah makan cukup banyak, namun, Aku merasa
jumlah makanannya malah bertambah, dan aku cukup yakin itu bukan hanya
imajinasiku.
Aku juga merasa tumpukan kotak makanan tidak cocok
dengan jumlah sebelumnya…
"Yah, Mio bersenang-senang dengan caranya sendiri,
jadi tidak apa-apa." (Makoto)
Melihat Mio yang dengan mudah menyelinap melalui
kekacauan orang-orang dan pemabuk, Aku menyerah pada pilihan untuk makan
segalanya.
Aku hanya akan melakukan yang terbaik sampai batas maksimalku.
Itu mungkin yang terbaik.
“Waka-sama, mengenai kekuatan sihir yang diambil untuk
membayar kunjungan ke kuil, sepertinya itu tidak sampai menimbulkan bahaya bagi
kesehatan seseorang.” (Shiki)
“Shiki, Aku sudah memberitahumu bahwa untuk sekarang tidak
masalah untuk beristirahat dari pekerjaan. Lagipula, Touda sudah memberi tahu
kami hal itu.” (Makoto)
"Namun, sepertinya ada perbedaan antara
masing-masing orang dan mengingat bahwa itu bukan jumlah yang ditetapkan, Aku
pikir akan lebih baik untuk menyelidikinya untuk jaga-jaga..." (Shiki)
"Yah, Terima kasih, Shiki. Untuk sekarang, ayo
minum dan makan. Juga, Lihatlah banyak bunga yang telah Touda mekarkan. Itu
bagus, tahu?” (Makoto)
Touda membuat bunga sakura bermekaran seperti yang dia
katakan.
Ada banyak jenis bunga sakura, dan ada juga yang hanya
mekar di musim panas dan musim gugur.
Di Jepang, Pemandangan ini hanya dapat dilihat setelah
menumbuhkannya di rumah kaca dan menyiapkan lingkungan yang sesuai, namun
pemandangan ini tersebar di lahan dan hutan disini.
Pemandangan yang sangat indah.
Orang mungkin akan tinggal di sini selama beberapa hari
hanya untuk melihatnya.
"Tidak! Aku memiliki banyak hal yang harus
dilakukan seperti menyelidiki tumbuh-tumbuhan di tanah ini dan lingkungan hutan
ini." (Shiki)
"Ditolak. Kau akan melihat bunga sakura.
Pekerjaanmu sudah selesai." (Makoto)
"Ta-Tapi..." (Shiki)
“Kalau kau bekerja, Orang lain mungkin akan mulai
melakukannya juga. Itu sebabnya, hari ini adalah hari libur. Kau sudah bekerja
cukup banyak hanya dengan penyelidikan tentang kunjungan kuil." (Makoto)
"... Dimengerti." (Shiki)
Yap.
Shiki memiliki kecanduan pekerjaan.
Aku juga memiliki banyak pekerjaan yang harus ku
prioritaskan lebih dari tidur, jadi aku mengerti perasaannya.
Dalam kasusku, selama tidak ada hal yang benar-benar
penting, Aku pasti akan bekerja setiap hari, Tapi... Aku tidak berpikir itu
sama dengan menjadi pecandu kerja.
Kata-kata yang Shiki katakan: 'Aku baik-baik saja' dan
'Aku punya waktu luang', Aku mulai memahami bahwa mengambil kata-kata itu
secara langsung berbahaya.
Bagaimana mengatakannya, Wataknya ini menular atau bisa
dibilang, burung-burung berbulu berkumpul bersama.
Bawahan Shiki dan orang-orang yang terkait erat
dengannya memiliki sifat yang sama.
Berbeda dengan Tomoe dan Mio, Ia awalnya seorang hyuman,
Yang mungkin memainkan peran besar di dalamnya.
Mio dan Tomoe tampaknya telah memahami tidur sebagai hal
yang menyenangkan, Tapi sepertinya Shiki bukanlah tipe yang suka tidur.
Aku ingat dia mengatakan bahwa ketika dia menjadi Lich
dan tidak bisa tidur lagi, dia senang.
Sedih untuk mengatakannya, Bahkan saat dia membuat pakta
denganku dan memperoleh tubuh hyuman, Untuk beberapa alasan, Keadaan tubuhnya
masih baik-baik saja bahkan jika dia tidak tidur -tidak, mungkin itu lebih pas
untuk menyebutnya kemampuan .
Sepertinya tempat kerjanya sama, jadi aku ingin dia
sedikit moderat dengan konstitusi khusus miliknya.
Untuk saat ini, Sepertinya dia patuh melihat bunga
sakura, Tapi aku tidak yakin apa dia bisa bertahan selama 30 menit. Lagian dia
adalah Shiki.
“Touda, Tentang kunjungan kuil, Aku tidak menanyakan
bagian detail seperti perbedaan antara orang-orang dan masalah bahwa itu
bukanlah jumlah pasti dari kekuatan sihir yang diambil. Tidak akan ada masalah
yang terjadi dengan itu, bukan? '' (Makoto)
Setelah pertarungan atas nama adat, Kami kembali ke kuil
Shinto bersama Touda, dan kami mendengar darinya tentang tiga kuil yang
terhitung kuil Shinto.
Dari apa yang dikatakannya, Apa yang tidak aku ketahui
sama sekali adalah tentang bagian dari penghormatan, penyembahan, dan doa;
baik, Dengan kata lain, Bagian-bagian yang dilakukan saat berdoa di depan Dewa.
Mengatakan itu sederhana, Sama seperti ketika seseorang
memberi penghormatan di kuil dengan uang, Kau juga mengkonsumsi kekuatan sihir
di sini.
"Tentu saja. Yah, Selalu ada pengecualian dalam
segala hal, Tapi mengenai perbedaan pada individu, Itu hanya untuk mengkonsumsi
kekuatan sihir yang pas tergantung pada kapasitas orang tersebut. Untuk orang
yang memiliki sepuluh ribu, seratus diambil: untuk orang yang memiliki seratus,
satu diambil. Begitulah cara kerjanya. Jadi itu berarti, orang-orang akan
memberikan sekitar 1% dari total kapasitas sihir mereka dalam kunjungan
normal." (Touda)
Touda secara aktif melakukan kontak dengan para penduduk.
Ketika dipanggil, Dia akan segera muncul di dekat kita
dan menjawab, yang sedikit misterius.
Orc, Eldwas, Mist Lizards, Arkes, Winged-kin, Gorgon,
dan peri yang mengalami trauma oleh Ema; rasanya seperti dia berkeliling
memperkenalkan dirinya kepada semua orang.
Sungguh sikap seperti bisnis.
Berpikir tentang perannya di sini dan di Kuzunoha
Company, Aku merasa seperti dia memiliki kecondongan untuk penyebaran.
Hanya saja, Menurut pendapatku, Kalau ingin berburu personil,
Daripada orang-orang yang luar biasa, Aku lebih memilih orang yang memiliki
keterampilan yang wajar dan akan bekerja sama sampai akhir.
Aku akhirnya menyadari bahwa itu adalah persyaratan yang
kucari.
Itu juga karena kami belum menyelesaikan pakta itu, Tapi
kurasa Touda adalah tipe yang pertama.
Aku merasakan semacam kekakuan dalam dirinya yang sulit
diungkapkan dengan kata-kata.
Itu tidak hanya berlaku untuknya. Aku telah merasakan
hal semacam ini berkali-kali selama di dunia ini.
Di perusahaan-perusahaan era Showa, menjadi tekun lebih penting
daripada keterampilan ketika mencari personil, Tapi itu mungkin cara berpikir
lama di era ini.
Tapi mengesampingkan sistem senioritas, Aku berpikir
untuk mempraktekkan pekerjaan seumur hidup.
Suatu perusahaan.
Dengan gaya hidup seperti itu, Kami akan melakukan yang
terbaik dan memberi penghargaan kepada karyawan untuk layanan mereka.
Itu yang ingin kulakukan.
Ups, Pikiranku kemana-mana.
"Dalam hal ini, Orang-orang sepertiku akan memberikan
cukup banyak." (Makoto)
"Benar. Tapi seharusnya tidak terasa seperti beban
sama sekali.” (Touda)
"Itu benar. Pertama kali kami melakukan penghormatan,
Aku tidak merasakan apa-apa." (Makoto)
"Tolong anggap saja itu sebagai kekuatan sihir yang
bisa dibuang." (Touda)
“Lalu apa itu tentang jumlah tetap dan pengecualian yang
kau bicarakan?” (Makoto)
“Jawabannya akan sama. Ketika itu adalah keinginan yang
kuat - seperti keinginan sepenuh hati misalnya; berharap untuk itu setiap hari
beberapa kali, atau sampai waktu bertahun-tahun terus menerus mengharapkannya.
Tergantung pada kasusnya, itu mungkin mempengaruhi hidupmu.” (Touda)
"Ketika kau membuat permohonan yang begitu kuat dan
sepenuh hati..." (Makoto)
"Benar, Kalau kau sangat menginginkannya, Kau akan
menawarkan sejumlah besar kekuatan sihir. Berpikir tentang kepercayaan
masyarakat Asora terhadap kuil Shinto ini, kurasa itu tidak akan mungkin.” (Touda)
Berharap untuk itu kuat, apalagi, mereka harus
melakukannya terus menerus agar itu terjadi ya.
Memang benar bahwa ini adalah kasus yang sulit
dipertimbangkan di Asora.
"Benar. Memang benar bahwa saat ini tidak perlu
khawatir tentang hal itu." (Makoto)
Aku mengajari semua orang bahwa ketika mereka memberi
penghormatan, mereka harus memberi tahu Dewa tentang tujuan mereka saat ini. Kepada
Dewa yang tidak bisa mereka lihat.
Aku mengatakan kepada mereka bahwa itu seperti janji
kepada diri sendiri.
Bukan: 'tolong jadikan itu kenyataan', Tapi lebih
seperti: 'Aku bekerja keras dalam tujuan ini, jadi tolong saksikan ketika aku
menunjukkan hasil yang memuaskan'.
Ketika mereka menunjukkan hasil, mereka akan datang lagi
dan mengucapkan terima kasih, dan membuat janji selanjutnya.
Juga, Aku ingin mereka memiliki perasaan yang berbeda
dari Dewa. Alih-alih Dewi itu, itu akan lebih seperti, Dewa yang dekat tapi kau
tidak bisa menyentuh. Hubungan semacam itu.
“Begitulah caraku berpikir juga. Kekhawatiran Shiki-san
adalah masuk akal, Karena itu, Aku mengatakan kepadanya bahwa tidak apa-apa
jika dia menyelidiki sebanyak yang dia inginkan.” (Touda)
“Kekuatan sihir yang diberikan akan terkumpul di sebuah
wadah, kan? Apa tidak apa-apa jika berasumsi bahwa bola yang kau tunjukkan pada
kita adalah *Wadah Ilahi * di mana ia berada?”(Makoto)
<Divine Vessel = 神 体>
<Dalam bagian ini, Divine Vessel mengacu pada Shintai: sebuah objek di mana
dewa berada.>
Apa yang Touda tunjukkan kepada kami sebagai wadah ilahi
adalah dua bola bening transparan dan satu bola yang memiliki berbagai macam
cahaya berwarna di dalamnya.
Yang transparan adalah yang berasal dari kuil Buddha dan
Parthenon, dan yang memiliki cahaya di dalamnya berasal dari kuil Shinto.
Dengan kata lain, Cahaya di dalam bola adalah kekuatan sihir
kita.
Aku sedikit terganggu karena semuanya ada di bola yang
sama.
Karena kehadiran wadah ilahi tersebut harus memiliki
perbedaan antara satu sama lain.
“Wadah Ilahi, ya. Hm, Tidak ada masalah dengan
penafsiranmu, Tapi tegasnya, Wadah lebih dekat dengan telur. Bola itu akan
mengubah penampilannya saat mengakumulasi kekuatan sihir.” (Touda)
"...Heh~." (Makoto)
Seperti yang diharapkan dari kuil Shinto yang unik.
Jadi ini bentuknya sebelum lahir.
Ya, Itu baik-baik saja.
Di tempat pertama, Kekuatan sihir dihisap saat kau
memberi penghormatan sudah tidak normal lagi.
“...Ngomong-ngomong, Makoto-sama, Memberikan kekuatan
sihir ketika berdoa kepada Dewa bekerja dengan cara yang sama bahkan di Bumi.
Sebenarnya, dunia inilah yang aneh karena tidak menggunakan sistem ini.” (Touda)
"Eh?!" (Makoto)
Dia membaca pikiranku ?!
Tidak, bukan itu. Ini adalah sistem yang digunakan
secara universal?!
Tidak mungkin itu benar!
“Itu terlalu berlebihan. Bahkan ketika aku mengunjungi
kuil di duniaku...” (Makoto)
“Kebanyakan manusia tidak menyadari konsep kekuatan
sihir, Jadi ini adalah hal yang biasa. Mereka tidak menggunakannya, dan mereka
tidak bisa mendeteksinya. Bahkan jika mereka mengkonsumsi sedikit, Tidak akan
ada bahaya bagi manusia. Itu adalah jumlah yang bahkan tidak perlu satu hari
untuk pulih.” (Touda)
Serius?
Memang benar bahwa aku tidak menyadari kekuatan sihirku
ketika aku berada di Jepang.
Jadi aku telah memberikan kekuatan sihir kepada para
Dewa setiap kali aku pergi ke kuil (Shrine)?
Tidak, Di kuil (Temple) juga ya.
Gereja juga?
Ah, Sekarang aku memikirkannya, Aku belum pernah ke
gereja sekalipun.
"Untuk beberapa alasan, Aku merasa seperti aku
mengintip ke sisi gelap dunia." (Makoto)
"Di masa depan yang jauh ketika kekuatan sihir
dikenal di Bumi, Ada kemungkinan bahwa mereka akan belajar dari kenyataan
ini." (Touda)
"...Ya." (Makoto)
“Tapi yah, Mengesampingkan pembicaraan itu, Mengenai Wadah
Ilahi, Kupikir itu tidak akan lama sebelum itu menunjukkan bentuk. Hanya dengan
kekuatan sihir Makoto-sama, Itu sudah menerima jumlah yang sangat besar. Tapi
ketika berbicara tentang bentuknya yang lengkap, itu masih membutuhkan waktu
yang lama. Aku akan melaporkan ketika ada semacam perubahan, jadi anda cukup
menikmatinya." (Touda)
"Dimengerti." (Makoto)
“Kalau begitu, Aku akan kembali ke para penduduk untuk
membicarakan tentang Makoto-sama.” (Touda)
“Saat melihat bunga sakura selesai, Kita akan melakukan
pakta di hadapan Tomoe dan yang lainnya. Ingat itu." (Makoto)
"Ya. Aku menantikan nama yang akan kuterima.” (Touda)
Touda menghilang.
Oh, Dia muncul di mana Gorgon berada.
Ketika dengan orang-orang itu, Berbicara tentangku hanya
memberiku firasat buruk.
Meski begitu, Itu mungkin akan berubah menjadi obrolan
para gadis, Jadi aku tidak berpikir aku ingin mendengarnya sama sekali.
Obrolan para gadis kadang cukup beracun.
Aku dapat mengatakan dengan pasti bahwa ini adalah
sesuatu yang lebih baik untuk tidak didengar oleh pria.
Yah, Aku memiliki seorang kakak dan adik perempuan, jadi
di rumahku sendiri, Apalagi, di kamarku, Aku dapat mendengar potongan-potongan dari pembicaraan semacam itu.
Itu sebabnya aku tahu mereka beracun.
Touda kemungkinan besar beradaptasi dengan Gorgon tanpa
masalah dan menikmati percakapan dengan mereka.
Tidak perlu khawatir tentang itu, jadi aku memutuskan
untuk tidak memikirkannya lagi.
...Pesta akan berjalan lancar ya.
Sejak datang ke sini, Aku pergi ke banyak negara dan bertemu
dengan banyak orang, Tapi seperti yang kukira, Aku paling suka tempat ini.
Setiap orang memiliki bentuk dan penampilan yang
berbeda, Jadi dalam sekejap, Itu terasa seperti kekacauan itu sendiri.
Tapi aku benar-benar ingin melindungi tempat ini.
Asora dapat dianggap sebagai jejak perjalananku di dunia
paralel ini.
Dengan alasan itu, Aku merasa seperti harus membakar
pandangan ini ke mataku.
"Waka-sama?" (Mio)
“Mio, Kita punya cukup makana— Tunggu, Apa itu?”
(Makoto)
Itu Shiki.
Tidak mungkin aku akan salah mengira dia.
Tapi, Kenapa Shiki ada di bawah lengan Mio dan benar-benar
tepar?
“Tolong jangan katakan itu. Aku pergi ke tempat para
Orc, dan Aku merasakan cukup banyak kemungkinan dalam `Surprise foiled frying'
ini. Kupikir Waka-sama harus mencobanya sekali.” (Mio)
"Tidak Mio, Aku akan memakannya dengan senang hati,
Tapi... Apa yang terjadi pada Shiki?" (Makoto)
"Ini? Dia telah menyiapkan peralatan dan sedang
melakukan pembicaraan rahasia dengan sejumlah orang tentang memasuki hutan,
jadi aku menggeretnya kesini." (Mio)
"Gere—" (Makoto)
“Padahal kita sedang melihat sakura, Orang ini
benar-benar tidak memiliki sopan santun. Aku sedang mendiskusikan dengan
Tomoe-san dan Touda tentang mengadakan festival seperti ini sesekali -tentu
saja, Itu tidak akan semegah ini- dan kami berencana pada tanggal berapa itu
akan diadakan, Tapi, Shiki ini malah…” (Mio)
“Yah, Memang benar bahwa itu kurang sopan santun. Ya."
(Makoto)
Menggeret dia juga patut dipertanyakan.
Selain itu, Mereka sudah berbicara tentang melakukan
lebih banyak festival seperti ini.
Entah sejak kapan, Tomoe berada di tempat Touda dan
Gorgon berada.
Itu berarti Mio juga ada di sana belum lama ini ya.
Dan, Mio melihat bahwa Shiki berencana pergi ke hutan.
“Itu akan merepotkan orang-orang jika dia ditinggalkan
di tanah, jadi aku membawanya kesini di mana ada ruang. Aku akan melemparkannya
ke suatu tempat di mana orang tidak bisa melihatnya.” (Mio)
Kau mau melemparnya?
Itu artinya kau mau melemparnya ke sembarang tempat,
kan?
Tidak tunggu, Jangan lempar dia.
Meninggalkannya juga jangan.
“Tidak, Aku akan menjaganya. Biarkan dia berbaring."
(Makoto)
"Tidak mungkin, Membiarkan dia beristirahat di
pangkuan Waka-sama...!" (Mio)
Siapa bilang aku akan membiarkan dia beristirahat di
pangkuanku?!
Aku tidak akan melakukan itu!
Itu hanya akan menyulitkanku untuk bergerak.
Aku mengerti. Mio pasti sudah cukup mabuk.
Aku yakin dia tidak akan dikendalikan oleh alkohol, Tapi
kontrol dirinya mungkin sedikit melonggar.
"Tidak, Aku akan membuatnya beristirahat."
(Makoto)
"Kalau begitu aku akan menggantikannya!" (Mio)
Dia tidak mendengarkan sama sekali.
Yah, Ini juga merupakan kejadian sehari-hari di sini, dan
bagian dari apa yang telah kulakukan di dunia ini.