Chapter 224: Tradisi yang berbahaya
"Silahkan Tehnya."
"Terima kasih." (Makoto)
"Terima kasih sudah jauh-jauh datang ke sini. Aku… sudah lama menunggu datangnya hari ini.”
Diundang masuk ke dalam kuil, kami dituntun ke tempat yang tampaknya adalah ruang tamu, dan miko berkulit putih-san menuangkan teh untuk kami.
Sekarang aku memikirkannya, tidak ada banyak kesempatan untuk memasuki kuil.
Selain itu, itu bukan ke tempat di mana kita berdoa, Tapi di ruang di mana miko-san tinggal.
Di zaman modern, Orang-orang di pekerjaan ini biasanya tinggal di tempat lain, dan kebanyakan dari mereka harus bolak-balik antara rumah dan kuil mereka.
Aku memperoleh pengalaman yang tidak kuduga akan ku dapatkan.
"Aku ingin mengkonfirmasi ini dulu, Tapi apakah seseorang menyuruhmu untuk melayaniku?" (Makoto)
“Siwa- Daikokuuten-sama. Kuil Shinto ini, Kuil Buddha dan Kuil Parthenon yang ada di dalam area ini; Ketiganya adalah hadiah gabungan dari Daikokuten-sama, Susanoo-sama, dan Athena-sama. ”
Miko-san mengucapkan nama-nama yang sama dengan Dewa dari duniaku sebelumnya.
Hanya segelintir orang yang tahu tentang kontakku dengan para Dewa itu.
Jadi kemungkinan bahwa ini adalah jebakan sangat kecil, ya.
... Bagaimana bilangnya ya, Kewaspadaan yang ditunjukkan Tomoe, Mio dan Shiki terhadap Miko-san adalah hal yang cukup, Jadi bahkan aku malah menjadi gugup dan berhati-hati.
Belum ada kasus di mana Dewi telah melakukan kontak dengan Asora, dan dia cukup anteng belakangan ini.
Ini mungkin apa yang orang sebut: 'Ketenangan sebelum badai', Jadi aku tidak boleh lengah. Mencoba untuk menjebakku dengan menggunakan nama-nama Dewa yang menjadi salah satu alasan dia berubah menjadi anteng akan menjadi risiko besar baginya.
Si itu bukanlah Dewa yang mengesankan yang bisa campur tangan di Asora tanpa kita sadari.
Aku bertukar pandang dengan Tomoe dan yang lainnya dan memberi isyarat pada mereka dengan mataku untuk menenangkan sedikit permusuhan yang mereka tunjukkan.
Namun, Tomoe sepertinya benar-benar tertarik pada Gadis Miko-san dan ingin menanyakan banyak hal, Namun, Dia menunjukkan permusuhan juga.
Aku saat ini tidak melihat orang ini sebagai seseorang yang berbahaya.
Memang benar bahwa aku merasakan sesuatu saat bertatap muka dengannya, Tapi bahkan aku sendiri tidak tahu apa 'sesuatu' itu.
Aku merasakan ketidaknyamanan yang sangat kecil di dalam hatiku.
Itulah yang kurasakan.
Aku tidak merasakan bahaya darinya, dan aku juga tidak melihatnya sebagai ancaman, Jadi tidak baik untuk keras kepala karena perasaan samar yang didasarkan pada instingku.
“Athena-sama, ya. Jadi itu sebabnya ada juga kuil yang seperti Parthenon yang tampak putih itu.” (Makoto)
Sang gadis Miko-san membuat ekspresi sedikit sedih.
“Goshujin-sama, Tolong berhenti menggungkaan bahasa formal. Aku adalah pelayan Anda. Jadi tolong, perlakukan aku... seperti ketiga orang di sana.”
"Hah..." (Makoto)
Bahkan jika kau bilang begitu... Memperlakukanmu dengan cara yang sama seperti Tomoe dan yang lainnya yang sudah hidup denganku untuk waktu yang cukup lama akan menjadi permintaan yang sulit bagiku.
Karena itu, Aku akhirnya memberikan respon yang samar-samar.
Aku masih belum terbiasa dengan hubungan tuan dan pelayan yang tiba-tiba ini.
Aku memang memiliki pengalaman serupa dengan Sari, Tapi kupikir aku tidak akan memperlakukannya sama seperti Tomoe dan yang lain dalam hidupku.
Jika aku membeli beberapa budak dan sudah terbiasa dengan perlakuan mereka, Apakah itu akan berbeda?
...Hal-hal seperti itu bukanlah gayaku.
“Itu permintaan yang cukup lancang meskipun kau tiba-tiba muncul-desu wa ne.” (Mio)
“Benar sekali-ja. Lagipula, Memperlakukanmu dengan cara yang sama seperti kami ketika kau bahkan belum memperkenalkan dirimu, Bukankah itu terlalu kurang ajar?'' (Tomoe)
"..."
Sesaat setelah respon samarku, Tomoe dan Mio memberi keluhan pada Gadis Miko-san.
Shiki tidak benar-benar mengatakan apapun.
Tapi sepertinya dia tidak dalam suasana hati yang baik.
Ini berbeda dari kelelahan, Ia mengeluarkan atmosfer yang berbahaya.
“Meminta perlakuan yang sama? Aku tidak akan berani. Tomoe-san, Aku hanya ingin ditambahkan ke kursi terendah grup kalian, itu saja. Mengenai namaku... Aku baru saja akan membicarakan hal itu. Ada beberapa keadaan kecil, kau tahu."
Tomoe?
Kenapa miko-san tahu nama Tomoe?
Mengesampingkan namaku, Bahkan aku tidak ingat pernah memberi tahu para Dewa tentang nama Tomoe?
“...Ini tidak terasa bagus. Aku tidak ingat pernah memberi tahumu namaku." (Tomoe)
“Aku telah diberitahu tentang informasi minimum yang diperlukan sebelumnya. Juga, Aku minta maaf atas ketidaksopananku. Maaf untuk itu."
"Hmph."
"Ah, Bisakah kamu ceritakan keadaan namamu?" (Makoto)
Akan merepotkan jika ini menjadi badai besar.
Aku entah bagaimana memotongnya dan meminta penjelasan dari Miko-san.
Tomoe itu, Dia marah karena Miko-san tidak memperkenalkan dirinya?
“Sepertinya Goshujin-sama memiliki pengetahuan tentang kuil Shinto, Jadi Anda mungkin sudah tahu. Ada beberapa sisi untuk menjadi Miko."
Dia mengirimiku tatapan yang berarti.
Yah, Aku punya sedikit pengetahuan tentang itu.
“Para Miko zaman modern melakukan hal-hal seperti upacara ritual Shinto dan membantu pendeta, Tapi jika kita sedikit kembali ke belakang, Ada banyak Miko yang melakukan hal-hal seperti: ramalan, doa, dan hal-hal spiritual.” (Makoto)
"Dalam kasusku, Aku adalah eksistensi yang lebih tinggi dari yang terakhir, Tapi aku saat ini juga melakukan yang sebelumnya juga."
"Apakah itu seperti *Itako* dan *Azusa Miko* yang tidak banyak dibandingkan di masa lalu?" (Makoto)
<TLN: Itako adalah wanita yang berlatih menjadi medium spiritual, Dapat berkomunikasi dengan roh shinto, Kami, dan roh orang mati.
Azusa Miko adalah varian dari miko yang menggunakan busur untuk menembak "hama ya" atau panah pengusir setan yang membantu atau menghambat youkai atau mengilhami targetnya dengan efek youkai.>
“Begitulah. Goshujin-sama sepertinya tidak perlu penjelasan tentang itu, Jadi aku akan meninggalkan penjelasan pelengkap itu untuk lain waktu, dan akan langsung ke masalah utama. Aku memiliki beberapa nama di masa lalu. Tapi itu semua diarahkan padaku oleh Sosok yang berhubungan denganku.”
"..."
Apa dia mencoba mengatakan bahwa dia sudah menjadi medium roh sejak lama?
Apa itu berarti dia terspesialisasi dalam spiritualisme?
“Aku adalah Miko yang melayani para Dewa, dan juga salah satu dari mereka. Itu sebabnya aku telah meninggalkan nama-nama itu, dan karena aku mendapatkan Master baru, Aku tidak memiliki nama untuk diberikan. Jika aku harus memberi contoh, itu akan menjadi seperti hubungan antara matahari dan bulan, boneka dari Dewa yang kulayani.”
"...Aku benar-benar tidak terlalu mengerti." (Makoto)
Itu kesan jujurku.
Sepertinya dia mencoba untuk mengatakan bahwa dia adalah sebuah keberadaan yang sering berganti nama dan keberadaannya di-reset setiap kali dia melakukannya, tapi...
Apa itu bisa disebut hidup?
“Itu bukanlah sesuatu yang Goshujin-sama yang telah menjalani kehidupan fana akan dapat segera memahaminya. Anggap saja aku sebagai alat yang memiliki kehidupan.”
Miko-san menyebut dirinya alat dengan senyum di wajahnya.
Penampilannya itu tampak agak seperti Sari... atau mungkin tidak.
Sari melakukannya atas kemauannya sendiri.
Tapi Miko-san ini memberiku kesan bahwa dia ada di sini karena dia disuruh.
“Jadi kau benar-benar sebuah hadiah ya.” (Makoto)
Mereka mengirim seseorang sebagai hadiah.
Seperti yang diharapkan dari Dewa, mereka luar biasa dalam banyak arti.
Tidak, Jika aku menganggapnya sebagai pengelola bangunan-bangunan ini, itu mungkin lebih normal daripada laut ya.
Karena tidak peduli se-ternama apapun mereka, seseorang biasanya tidak akan bisa menciptakan laut.
"Ya, Itu sebabnya Makoto-sama yang akan menjadi tuanku mulai sekarang, dan para pengikut yang sudah melayani di bawah Goshujin-sama: Tomoe-sama, Mio-sama, dan..."
Miko-san mengalihkan tatapannya ke arah Shiki.
Seakan mencocokkan gerakan matanya, Shiki, yang sedikit lebih jauh dari punggungku, jatuh.
Untuk sesaat, Aku berpikir bahwa Miko-san melakukan sesuatu, Tapi setelah aku melihat postur Shiki, Aku bisa tahu alasannya.
Dia jatuh ke samping saat masih dalam posisi seiza.
Tidak perlu memaksakan diri untuk melakukan seiza, tahu.
Tomoe dan Mio juga melakukan seiza.
Ketika aku memasuki ruangan, Aku secara alami duduk seiza, dan melihat itu, sepertinya mereka bertiga melakukan hal yang sama.
Dari pandangan sekilas yang kulihat, kurasa dua lainnya masih baik-baik saja.
"A- Aku minta maaf." (Shiki)
"Jangan menunjukkan celah." (Mio)
*pang*
Seiring dengan kata-kata itu, Mio mengeluarkan kipas lipatnya dari dadanya dan memukul punggung kaki Shiki.
Uwaa.
Itu kasar.
"Ugh~~"
Tanpa mengucapkan kata-kata yang bisa dipahami, Shiki memberikan reaksi yang sama dengan pingsan dalam penderitaan.
Tangannya menggeliat kesakitan.
Aku bisa mengerti perasaan itu.
Tapi celah, Dia bilang.
Ini bukan wilayah musuh, tahu.
"Fufu, Aku tidak keberatan kalau kamu mau mengambil posisi duduk yang lebih nyaman untukmu."
"Maaf, Terima kasih." (Makoto)
Aku meminta maaf dan berterima kasih padanya menggantikan Shiki yang menderita.
“Tidak perlu mengatakan itu. Sepertinya percakapan telah berlarut-larut. Akulah yang seharusnya meminta maaf. Harap diingat bahwa aku telah mendengar banyak hal tentang kalian semua sebelumnya.”
Setelah dia selesai mengatakan itu, Dia menyesap tehnya.
Miko-san tidak mengubah senyum lembutnya.
Tidak ada kecanggungan di dalamnya, dia sangat terampil.
...
Ah, Jadi begitu rupanya.
Dia menyerupai orang-orang seperti: Rembrandt-san, Sairitz-san, dan Zef.
Orang yang sulit dibaca pikiran mereka yang sebenarnya.
Rembrandt-san menjadi sangat ramah ketika menyangkut keluarganya, jadi dia tidak sepenuhnya masuk dalam kategori itu.
Tipe yang bahkan ketika tertawa, kau tidak bisa merasa lega, dan bahkan jika mereka marah, kau tidak tahu apa mereka serius atau tidak.
Saat ini ada banyak orang seperti itu di sekitarku, Tapi itu tidak berarti aku pandai menangani mereka.
Jujur saja, mengesampingkan hubungan yang jauh, Jika aku terlibat dengan mereka secara langsung, Aku merasa lelah.
...Dewa cenderung menyukai hal-hal seperti cobaan, jadi apa ini merupakan seleksi personil dari ketiganya setelah melihat sisi lemahku itu?
Aku mulai merasa ini adalah pelecehan yang luar biasa.
Dengan penyelarasan itu, aku merasa orang ini adalah orang yang sangat cakap.
“Aku mengerti bahwa kau tahu tentang kami. Tapi kurasa masalah tentang tidak memiliki nama masih belum terselesaikan.” (Makoto)
"Kudengar Goshujin-sama memberi nama pada orang-orang yang membuat Pakta penguasa dengan anda. Akan menjadi berkah jika aku menerima nama dari anda setelah pakta itu. Jika tidak ada Miko lainnya, aku tidak keberatan jika Anda tetap memanggilku Miko.”
Memang benar bahwa tidak ada Miko di Asora selain dirinya.
Tapi untuk membiarkannya tanpa nama akan sedikit kejam.
Aku harus memikirkan nama lagi.
Yah, Dia adalah rujukan dari Dewa, jadi aku tidak keberatan membuat pakta dengannya.
Lagipula, Tidak ada ruginya untukku dalam melakukan pakta yang berkuasa.
Itu hanya jika pakta itu mungkin.
Satu-satunya hal yang kukhawatirkan adalah bahwa dia tampaknya memberikan suasana rahasia, tapi dengan membuat pakta, itu tidak akan menjadi masalah.
…Mungkin.
"Apa memungkinkan untuk melakukan pakta denganku sekarang?" (Makoto)
“Mungkin tidak ada masalah. Jika Goshujin-sama menahan kekuatannya sedikit dan membuat pakta denganku, kupikir aku akan mampu menanganinya entah bagaimana.”
Ini seperti waktu dengan Shiki ya.
Setelah itu, Shiki mendapat kemampuan yang cukup istimewa yang dia sebut 13th step.
Itu mungkin... bukan sebuah kerugian.
“Kalau begitu aku harus kembali ke rumahku dan mempersiapkannya. Atau paktanya harus dilakukan disini? Apa kau memiliki semacam keadaan?” (Makoto)
Pembagiaan pekerjaan saat ini sangat condong ke arah Shiki.
Kupikir dia setidaknya bisa melakukan pekerjaan lebih baik dariku, jadi kupikir tidak buruk untuk memiliki lebih banyak pengikut.
Tidak apa-apa untuk menerima—
"Tunggu." (Tomoe)
"... Tomoe? Ada apa?" (Makoto)
"Bahkan jika itu adalah hadiah dari para Dewa dari dunia lain, kupikir itu adalah masalah untuk menerima wanita ini begitu saja." (Tomoe)
Ini adalah hadiah dari Dewa yang ada di pihak Tsukuyomi-sama, jadi seharusnya tidak ada masalah.
Lain halnya jika dia adalah hadiah dari para Hyuman atau Dewi, Tapi dia ini berasal dari Dewa dari pihak itu, loh?
Kupikir tidak perlu untuk mempermasalahkannya.
“Tapi Tomoe, bukankah ini baik-baik saja? Dia tampaknya bukan penyusup dari luar, dan kita sudah tahu bahwa dia tiba-tiba muncul di Asora. Tidak ada kemungkinan itu adalah jebakan dari Hyuman atau Dewi.” (Makoto)
Satu-satunya yang bisa menerobos Asora tanpa seizinku atau Tomoe adalah Miko ini, dan para Dewa yang memberi kami kuil Shinto yang mengesankan ini dan banyak hal lainnya.
“Dari apa yang kudengar, Miko ini telah melayani para Dewa sampai sekarang. Apa itu benar?'' (Tomoe)
"Benar. Aku telah melayani Tsukuyomi-sama sampai zaman modern, dan sudah melakukan tugas-tugas rutin. ”
Tomoe mengarahkan pertanyaannya pada Miko-san, dan dia menjawab dengan senyumannya yang tidak berubah.
Dia sepertinya tidak gelisah.
"Bagaimana kau akan membuktikannya?" (Tomoe)
"Sayang sekali, Aku tidak memiliki bukti untuk membuktikan pernyataan itu."
"Maka itu berarti kita tidak bisa menghapus kemungkinan bahwa kau dikirim oleh seseorang dengan maksud tersembunyi-ja na?" (Tomoe)
"Benar. Tapi jika itu adalah sesuatu yang bisa kulakukan, Aku akan bekerja sama dengan cara apa pun untuk mendapatkan kepercayaanmu”
“Kalau begitu, biarkan aku membaca ingatanmu. Kau bilang bahwa kau ingin menjadi anggota dari kita-ja. Kau tidak akan keberatan, kan? Tentu saja, aku akan melindungi privasimu dan tidak akan mengungkapkannya.” (Tomoe)
“Ah benar juga, Tomoe-san memiliki kekuatan membaca ingatan. Tapi untuk membaca ingatan dari sebuah benda sepertiku... apa kamu bisa membaca ingatan dari benda sepertiku?”
Sebuah benda ya.
Kenapa aku merasa sedikit kesal dengan itu?
Ini hampir mirip dengan apa yang kurasakan saat dengan Sari.
“Aku sungguh merasa tidak senang Waka-sama mendapatkan pengikut yang menyebut dirinya sebagai benda.” (Mio)
Mio juga mengajukan keberatannya untuk memiliki Miko-san sebagai pengikut.
Jika itu adalah insting Mio, ada kemungkinan yang sangat besar bahwa itu berbahaya.
Tidak, tidak
Jika itu dari Dewa, tidak ada pilihan lain.
“Aku hanya mengatakan padamu untuk menunjukkan bahwa kau tidak memiliki niat jahat atau ancaman, Kau tahu? Aku bilang padamu untuk menunjukkan semua ingatan yang kau sembunyikan.”(Tomoe)
“Itu masalah. Lagipula dari awal aku tidak menyembunyikan apapun. Maafkan aku karena mengatakan ini, tapi mungkin kekuatan Tomoe-san tidak bekerja pada benda?”
"Hooh... kau bilang bahwa kau tidak menyembunyikan apapun? Itu yang kau katakan?'' (Tomoe)
“Lagipula kenyataannya, Tidak ada yang perlu kusembunyikan dari senpai-ku dan sosok yang akan kulayani dengan hidupku. Mio-san, mengenai perilaku-ku, aku akan memperbaikinya secepat mungkin saat aku melayani Goshujin-sama, Jadi tolong, beri aku sedikit waktu untuk itu.”
"..."
"..."
Aku merasa seperti ada percikan api yang tak terlihat terbang di sekitar.
Tidak, Tidak diragukan lagi memang ada percikan api.
Jika Tomoe dan Mio menentangnya, tidak apa-apa membiarkannya mengelola kuil Shinto tanpa pakta.
Ini tidak seperti dia mengatakan padaku bahwa kami harus memiliki pakta yang berkuasa.
“...Kudengar kalau Goshujin-sama sedang berpikir untuk bertarung dengan Dewi suatu hari nanti. Mengesampingkan saat ini, itu tergantung pada tingkat lawan, tapi ketika menyangkut eksistensi di alam para Dewa, Aku hanya akan menjadi penghambat dengan kekuatanku yang sekarang. Membentuk pakta yang berkuasa akan berguna bagi Anda, dan di atas itu, Aku pikir itu penting. Goshujin-sama, tolong."
Benar.
Ini tidak seperti aku sudah melupakannya, Tapi jika aku berpikir untuk melawan Dewi, semakin banyak semakin baik.
Tidak ada penduduk di Asora yang dapat berpartisipasi langsung dalam pertarungan dengan Dewi.
Paling hanya Tomoe, Mio, dan Shiki.
Jika bergabung satu lagi, itu pasti akan mengurangi beban Tomoe dan yang lainnya.
Betapa bodohnya aku.
Masih ada waktu. Itu berarti ada waktu bagi Miko-san untuk mengakrabkan diri dengan semua orang.
Jika ini akan meningkatkan tingkat keselamatan semua orang, tidak hanya kekhawatiran aneh ini menjadi tidak berguna, itu akan benar-benar menjadi merugikan.
Ini seperti yang Miko-san katakan.
“Memang benar bahwa memiliki lebih banyak kekuatan bertarung tidak akan menjadi masalah. Jika memungkinkan, Aku ingin menyelesaikan masalah dengan Dew- Bug itu tanpa kehilangan siapa pun." (Makoto)
Seakan mengkonfirmasikan keinginanku sendiri, Aku menyuarakannya.
“Ya ampun, sungguh tekad yang kuat. Melawan Dewi, dan tidak membunuhnya melainkan hanya menyelesaikannya, Apalagi, tanpa satu pun korban. Mampu mengatakan sesuatu seperti itu ketika memiliki tubuh manusia, seperti yang diharapkan dari orang yang membuat Dewa tertarik.”
Mendengar orang lain menjelaskannya, Aku mulai merasa bahwa apa yang kukatakan benar-benar gila.
Yah, itu tidak hanya terasa gila, itu memang benar-benar gila ya.
Sekarang aku berpikir tentang itu, Dari awal dunia tempat aku dilemparkan itu aneh, jadi aku tidak berpikir bahwa pikiranku sendiri aneh.
"Miko-san, jika aku bilang bahwa aku akan melawan Dewi, Kau pasti akan mengikuti kami, kan?" (Makoto)
"Tentu saja. Lagipula, selama aku berada dalam pakta yang berkuasa, tidak mungkin untuk melawan Goshujin-sama. Aku berjanji bahwa hal seperti itu tidak akan terjadi, tetapi jika ada saat dimana Anda tidak dapat mempercayaiku dan Anda tidak akan mengizinkan aku bergabung dalam pertarungan, pakta yang berkuasa akan menjadi jaminan bahwa aku tidak akan berkhianat."
Sejujurnya, saat ini aku sedikit terganggu bagaimana aku harus memperlakukannya.
Tetapi memiliki pakta yang berkuasa akan menghilangkan bahaya ditikam dari belakang, dan di atas itu, ada kemungkinan orang ini akan bergerak sesuai keinginannya di Asora dan menciptakan masalah.
Tenyata memang, akan lebih baik untuk membuat pakta.
Oke, Aku sudah memutuskannya!!
"Baiklah, Aku akan membuat pakta dengan Miko—" (Makoto)
“Waka-sama, Bolehkah aku berbicara juga?” (Shiki)
Lagi?
Kali ini Shiki ya.
Apa yang harus kulakukan. Aku bilang aku sudah memutuskan, Tapi jika dia menentangnya, perasaanku akan goyah.
"Apa itu, Shiki?" (Makoto)
"Sejak saat kita memulai percakapan kita di ruangan ini, aku merasa seperti Miko-dono telah mengarahkan pandangan ke arahku untuk beberapa alasan" (Shiki)
"...Hah?"
Tanpa sadar aku mengeluarkan suara tercengang.
“Tentu saja, Aku tidak mengenalnya. Miko-dono, bisakah aku mendengar alasannya?” (Shiki)
“Shiki, teleportasi terus menerus pasti membuatmu kelelahan. Maaf, maafkan kami.” (Tomoe)
“…Haah…” (Mio)
Tomoe dan Mio menatap Shiki dengan mata yang aneh.
Itulah yang kupikirkan ketika Tomoe tiba-tiba berbicara kata-kata khawatir yang langka terhadap Shiki, dan Mio meletakkan tangannya di dahinya dan menghela nafas.
Sebenarnya aku ingin mengatakan sesuatu juga, tahu?
Tapi Shiki cukup populer di Asora, di Akademi, dan di desa-desa juga.
Ini tidak seperti dia terlalu sadar diri.
Aku tidak menyadarinya, tapi mungkin Miko-san benar-benar telah mengirim tatapan ke Shiki.
“Meskipun aku sudah mencoba membuatnya tidak mencolok. Tapi tidak kusangka kamu benar-benar menyadarinya, Aku telah menunjukkan pemandangan yang memalukan."
Eh?!
“Sungguh wanita dengan selera buruk-ja na. Untuk berpikir bahwa ini adalah tipe yang kau suka." (Tomoe)
“Tomoe-san, Kesukaan setiap orang berbeda-beda-desu wa. Jelas akan ada wanita yang bahkan menyukai orang yang menyedihkan seperti Shiki.” (Mio)
“Tipe intelektual membuatku tertarik. Dan sepertinya dia memiliki sisi imut seperti membuat kakinya kesemutan. Dia benar-benar mudah disukai. Ah tentu saja, Aku juga merasakan jumlah keimutan yang sama dari Goshujin-sama.”
"...Hmph."
“Aku menarik kembali pernyataanku. Aku tidak bisa mengabaikan ini karena dia memiliki selera makanan yang buruk.” (Mio)
Ada apa dengan ini?
Aku ingin membalas dengan mengatakan pada Mio bahwa dia adalah orang terakhir yang seharusnya mengatakan itu.
Dan juga, Sebelum itu kau harusnya memberi pernyataan yang mendukung Miko-san dulu.
Aku ingat di Akademi ada banyak orang yang salah mengira nama Shiki dengan namaku.
Oleh banyak orang juga.
“...Dibilang begitu, aku tidak bisa mengejar banyak topik. Lagipula aku tidak tahu seleramu pada pria. Hanya saja... Aku tidak merasa bisa memiliki hubungan dekat dengan wanita sepertimu.” (Shiki)
Shiki dengan tegas menolaknya.
Mengagumkan.
Jika itu aku, Aku tidak akan bisa tahu apakah dia wanita yang tidak bisa dekat denganku dalam waktu sesingkat itu.
"Sangat disayangkan. Maka aku harap setidaknya kita bisa memiliki hubungan yang baik sebagai rekan kerja dan teman”
Yang ini juga mengagumkan.
Mereka berdua tertawa.
Sekarang aku melihat lagi, Tomoe dan Mio juga tersenyum dingin.
Miko-san tersenyum lembut, Shiki memberikan senyum konfrontatif.
Aku tersenyum pahit.
Aku melakukan yang terbaik yang kubisa dan entah bagaimana berhasil membuat senyum pahit.
“...Ah, Uhm... Dalam kasusku, Aku ingin lebih banyak kekuatan tempur. Selama kita tidak tahu seberapa kuat pihak lain, aku ingin melakukan yang terbaik untuk menghadapinya. Itu sebabnya kupikir aku ingin membuat pakta dengan Miko-san. Aku juga memikirkan ini dengan mempertimbangkan keamanan Asora." (Makoto)
"..."
Entah bagaimana aku bisa mengeluarkan kata-kata di atmosfer ini.
Mereka bertiga dan Miko-san terdiam.
"... Bagaimana dengan itu?" (Makoto)
Tidak ada yang mengatakan persetujuan atau keberatan mereka, jadi aku sedikit gelisah dan meminta pendapat mereka.
"Bahkan jika anda bertanya pada kami apa yang kami pikirkan, jika Waka telah memutuskannya, kami hanya akan patuh." (Tomoe)
"Ya, Aku akan menuruti keputusan anda-desu wa." (Mio)
“Aku juga, Kalau itu adalah sesuatu yang Waka-sama putuskan, aku tidak keberatan.” (Shiki)
Hooh, itu bagus.
"Hanya saja..." (Tomoe)
Eh, Itu Tomoe.
Apa dia bermaksud untuk memberikan semacam persyaratan?
"Apa?" (Makoto)
“Jika memungkinkan, Aku ingin Waka mengajukan beberapa pertanyaan tentang dunia Waka... Pertanyaan yang terkait dengan zaman modern. Aku tidak bisa membaca ingatan wanita ini sama sekali. Mungkin karena kekuatanku ini, Aku telah tumbuh jadi tidak mudah percaya pada orang yang tidak bisa kubaca. Aku mungkin akan ditertawakan karena menjadi pengikut yang pengecut, tapi tolong." (Tomoe)
Tomoe menatapku dengan ekspresi kaku.
Yah, Kalau itu bisa membuat ketiganya memiliki ketenangan pikiran, Aku tidak keberatan.
Jika gadis ini memiliki pengetahuan tentang Jepang modern, Aku bisa lebih memercayainya.
Benar.
Apa yang harus ku tanyakan?
“Miko-san jelas tahu tentang Jepang modern, kan?” (Makoto)
Aku akan mengonfirmasi untuk berjaga-jaga.
"Ya. Aku jarang bergerak, tetapi jika itu sedikit, Aku lakukan.”
Dia benar-benar memiliki ekspresi yang tidak bisa kubaca emosinya.
Jika aku hanya menganggapnya sebagai senyum, itu akan terlihat baik.
Itu sangat sederhana, Tapi ketika seorang wanita cantik melakukannya dengan cara yang alami, efektivitasnya jadi sangat tinggi.
Jika itu adalah aku sewaktu masih di Jepang, Aku pasti akan gugup bukan main.
"Kalau begitu tidak masalah jika aku menanyaimu sekarang, kan?" (Makoto)
“Jika ini akan mengurangi keraguan anda kepadaku. Silahkan bertanya."
"Baiklah." (Makoto)
“Karena kita memiliki kesempatan, Jika anda bertanya padaku apa pun yang berhubungan dengan Goshujin-sama, kupikir aku akan bisa menjawab sebagian besarnya. Tidak mungkin untuk seseorang sepertiku untuk memiliki semua pengetahuan tentang satu dunia, tapi jika itu adalah Jepang, apalagi, terkait dengan Goshujin-sama, Aku sudah mempelajarinya.”
Apa dia menggiringku?
Tapi... Jika dia memiliki pengetahuan tentang masa laluku dan juga sekitarku, memang benar bahwa kecurigaanku akan berkurang banyak.
Aku tidak berpikir bahwa Dewi akan memiliki pengetahuan itu.
Tapi sebaliknya, jika itu adalah Tsukuyomi-sama, dia sepertinya tipe yang akan memiliki pengetahuan tentang hal-hal itu.
Kalau begitu, pertama...
"Kalau begitu, Pada tanggal berapa majalah Dusk di jual, yang biasanya kubeli setiap bulan?" (Makoto)
Ini adalah pertanyaan yang terkait erat dengan penghidupanku.
Mungkin bahkan Tomoe dan yang lain tidak tahu tentang yang satu ini.
Dusk memiliki konsentrasi maestro dalam drama periode dan bintang yang sedang naik daun. Ini mungkin salah satu majalah bulanan paling tebal dan terberat di Jepang.
Kadang-kadang, akan ada desain diorama dan desain kastil, dan itu membuatnya lebih besar.
Meski begitu, harganya murah dan itu adalah layanan luhur yang tidak akan aneh jika mereka menangguhkan publikasi kapan saja.
Mereka telah melakukan sesuatu yang sangat sembrono sejak zaman sebelum aku lahir, dan kebangkitan dan kejatuhan mereka sama sekali tidak terpengaruh. Nama lainnya adalah Majalah Immortal.
Namun, Karena suatu alasan popularitasnya di antara orang-orang sangat rendah.
“Majalah Dusk ya. Pada tanggal 22.”
La- Langsung di jawab.
"... Benar." (Makoto)
"Seperti yang diharapkan dari sebuah perusahaan besar yang menerbitkan majalah ini sebagai hobi, itu adalah majalah yang memiliki stabilitas luar biasa."
Sebenarnya, dia bahkan tahu hal yang tidak kutahu.
Itu majalah yang diterbitkan perusahaan besar?
Di mana perusahaan luar biasa itu?
“Tomoe, Kupikir tidak ada masalah dengan orang ini.” (Makoto)
“Waka, tolong jangan nyengir hanya karena satu pertanyaan. Coba tanyakan pertanyaan acak lainnya juga.'' (Tomoe)
Dia tahu Dusk, loh.
Majalah yang suka kubaca dan hanya sedikit orang di kelasku yang tahu.
Dia bahkan memberikan jawaban instan untuk tanggal penjualannya, loh?
Dia adalah orang yang baik.
Setidaknya, Aku mulai berpikir dia bukan orang jahat.
Setelah itu, Aku melanjutkan pertanyaan acak, tapi Miko-san dapat menjawab semuanya dengan cepat.
Tidak diragukan lagi, Dia tahu Jepang modern.
Aku mencoba menanyakan hal-hal yang memiliki koneksi rendah denganku untuk berjaga-jaga, tapi hasilnya tidak berubah.
“Tomoe, Tidak diragukan lagi bahwa orang ini berasal dari duniaku sebelumnya.” (Makoto)
"Sebaliknya, Aku tidak senang dia menjawab hampir semuanya dengan benar, tapi setidaknya aku sudah menerimanya sekarang." (Tomoe)
“Mio, sepertinya Miko-san pandai memasak. Bukankah dia akan membantumu meningkatkan menumu?” (Makoto)
"Nanti aku akan memutuskan apa aku akan membiarkannya masuk dapur atau tidak, tapi aku mengerti bahwa dia memiliki pengetahuan tentang dunia anda-desu wa." (Mio)
"Shiki, Bukankah itu akan membantumu dalam penelitianmu jika kau memiliki seseorang dengan pengetahuan sihir Dewa?" (Makoto)
“Jika hanya mendengarkan pendapat, Kupikir itu akan bermanfaat. Aku tidak menemukan ruang untuk keraguan dalam jawaban yang jelas darinya."(Shiki)
"Terima kasih banyak semuanya. Aku mungkin seorang pendatang baru, tapi tolong bantuannya.”
... Kenapa... Perutku terasa agak gatal.
"Kau terlalu terburu-buru." (Tomoe)
"Eh?"
Tomoe?
“Untuk menjadi pengikut Waka, Ada tradisi yang harus dilakukan. Tentu saja, aku akan membuatmu melakukannya juga.” (Tomoe)
Bahkan aku tidak tahu tentang tradisi itu?
Ya, Aku tidak ingat pernah memutuskan sesuatu seperti itu.
Namun, Mio dan Shiki tampaknya tahu tentang hal itu, mereka menunjukkan kegembiraan di wajah mereka saat mereka mengangguk pada kata-kata Tomoe.
Serius?
Kenapa ada tradisi yang tidak kuketahui dalam membuat pakta denganku?
Tradisi adalah sesuatu yang didirikan setelah berulang kali melakukannya dan menjadi hal yang menetap untuk dilakukan, kan?
Satu-satunya hal yang pasti kulakukan dengan Tomoe dan yang lainnya ketika membuat pakta, hanya itu, pakta— ah.
Jangan bilang...
“Aku tidak tahu tentang itu. Aku akan dengan senang hati melakukannya. Apa yang harus kulakukan dalam tradisi itu?”
Tunggu, mungkinkah...
“Jangan khawatir, itu tidak rumit. Kami hanya akan membuatmu bertarung dengan Waka dengan semua yang kau miliki-ja.” (Tomoe)
"...Hah?"
Jadi itu benar-benar itu!!!
"Dan dengan niat membunuh." (Tomoe)
Miko-san sekarang matanya terbuka lebar!!
"Sungguh tradisi yang berbahaya!" (Makoto)
“Maa, Maa, Waka. Hasilnya sudah jelas, tapi itu adalah bentuk penyambutan, kau tahu? Mio, Shiki, dan aku, kami semua telah bertarung dengan semua yang kami miliki melawan Waka sebelum membuat pakta.” (Tomoe)
"Yah, Itu benar sih, tapi..." (Makoto)
“Itu masuk akal jika kami ingin pengikut baru setidaknya menunjukkan kekuatannya pada kami. Karena dia bisa mencampur kepalsuan dalam kata-katanya sebanyak yang dia inginkan.” (Tomoe)
Memang benar bahwa aku tidak tahu kekuatan dan jenis kekuatan yang dimiliki Miko-san.
Aku merasa dia tidak kalah jauh dengan Tomoe dan yang lainnya, Jadi kupikir dia pasti kuat.
Juga, dia tidak memiliki jumlah kekuatan yang diperlukan untuk menemaniku.
Mio dan Shiki mengangguk berulang kali seolah-olah itu adalah hal yang biasa, dan membenarkan kata-kata Tomoe.
"Tapi melakukannya dengan niat membunuh itu sedikit..." (Makoto)
“Kami semua melakukannya juga. Selain itu, jika Anda sudah membuat pakta, kalian tidak akan bisa bertarung dengan serius satu sama lain. Ini adalah sesuatu yang hanya bisa Anda lakukan sekarang.'' (Tomoe)
"Hm..." (Makoto)
“Sungguh sebuah kesalahan besar. Untuk berpikir bahwa aku akan meminta untuk menjadi anggota grup Anda tanpa menunjukkan kekuatanku. Memang benar bahwa aku telah melakukan sesuatu yang tidak sopan. Jika Goshujin-sama mengizinkan, aku akan dengan senang hati melakukannya. ”
Uh, Miko-san adalah tipe petarung ya.
Tidak hanya dia tidak bergeming, dia menerima dengan positif tentang hal itu.
Tomoe dan yang lainnya sedikit menyipitkan mata mereka dan menerima kata-katanya.
Yah, Kalau aku tidak melakukannya dengan niat membunuh, Kupikir itu tidak akan menjadi sesuatu yang serius.
Dalam hal niat membunuh, Aku tidak memilikinya saat bertarung dengan Tomoe dan yang lainnya.
Yah, Dalam kasus Mio, itu mungkin bisa dipertanyakan.
“Kalau begitu, Mari kita pindah ke tempat yang lebih luas. Lagipula aku tidak ingin bertarung di dalam kuil Shinto.” (Makoto)
Bahkan jika Miko-san tidak keberatan, Aku tidak ingin melakukannya.
Aku menekan yang lain untuk pergi keluar.
"Benar." (Tomoe)
Tomoe sepertinya tidak keberatan dan setuju untuk pergi.
Mengesampingkan Miko-san, Tomoe menyukai kuil Shinto itu sendiri, jadi mungkin itu adalah respon yang jelas ya.
“Terima kasih atas pertimbangannya, Goshujin-sama. Satu-satunya kemampuan yang bisa kubanggakan dibandingkan dengan yang lain mungkin hanya kecepatanku, tapi aku akan melakukan yang terbaik. Tolong bantuannya."
“Ah, Aku juga.” (Makoto)
Kecepatan.
Itu senjata dari Miko-san ya.
Kupikir dia akan melakukan hal-hal seperti menggunakan mantra yin-yang atau menggunakan naginata. <Naginata adalah salah satu senjata dari jepang, Bentuknya agak mirip seperti tombak.>
Tidak bagus, Kecepatan bisa berdampingan dengan kedua kemungkinan.
Sebenarnya, bukankah aneh untuk mengungkapkan itu sendiri?
... Hah... Aku tidak bisa menahan perasaan bahwa aku sudah jatuh ke jebakan lawan dengan memikirkan hal ini.
Sudah kuduga, Dia adalah tipe yang sulit ku tangani.
Aku tidak bisa membiarkan dia mengendalikan pikiranku dan kalah.
Itu akan terlalu menyedihkan.
Aku akan bertarung dengan gaya bertarungku sendiri.
Di atas itu, Aku akan membuatnya menunjukkan semua kartu yang dia miliki jadi ketiganya memiliki ketenangan pikiran, dan aku akan menang.
Hal-hal yang harus kulakukan, dan hal-hal yang Tomoe harapkan untuk kulakukan; Jika itu diriku yang saat ini, Aku bisa memahami apa itu.
Kami sementara meninggalkan pekarangan kuil Shinto dan menuju ke dataran yang kami lihat saat kami sedang dalam perjalanan ke sini.
"Ini tempat yang bagus."
"Apa disini kau bisa menunjukkan semua kekuatanmu?" (Tomoe)
"Ya."
“Waka, Apa anda sudah siap juga?” (Tomoe)
"Kapanpun kau mau." (Makoto)
"Kalau begitu aku akan mundur." (Tomoe)
Tomoe membungkuk ke arahku dan menuju ke tempat Mio dan Shiki berada.
Tempat itu tidak memiliki apa-apa yang menggambarkan area tersebut, tapi jika itu mereka bertiga, mereka pasti bisa bertahan dari serangan yang datang dan gelombangnya, jadi aku tidak perlu khawatir.
Aku hanya harus berkonsentrasi pada Miko berkulit putih-san di depanku.
“Aku sepenuhnya siap. Goshujin-sama, ketika Anda telah menyelesaikan persiapan Anda, tolong beri tahu aku.”
"..."
Di pinggangnya, dia memiliki sepasang pedang panjang dan pendek, dan di tangannya, sebuah naginata ya.
Juga, Dia memiliki sesuatu yang tersembunyi di dadanya.
Jadi dia benar-benar siap.
Dilengkapi dengan senjata adalah cara bertarung yang mirip manusia.
“Goshujin-sama?”
Terhadap seseorang yang akan membuat perjanjian denganku, terlebih lagi, seseorang yang akan kulawan dengan niat membunuh walaupun itu demi argumen; akan aneh bagiku untuk selalu berbicara secara formal pada seseorang seperti itu ya.
Lagipula dia memang memintaku untuk berhenti menggunakan bahasa formal.
"Kapanpun kau mau. Seperti yang kukatakan sebelumnya, mereka menyuruhmu bertarung dengan niat membunuh, jadi kau tidak perlu untuk mempertimbangkannya. ”(Makoto)
"Ara."
...Aura haus darah yang ekstrim tiba-tiba terpancar.
Ini bukan sesuatu yang bisa langsung ditujukan pada seseorang yang dia panggil Goshujin-sama belum lama ini.
Senyum dan tatapannya yang lembut dari awal sampai akhir, untuk pertama kalinya, aku merasa emosi telah menyala di dalamnya.
……
Meskipun aku tidak mengalihkan pandanganku dari Miko-san, sosoknya menghilang.
Jika ini adalah sesuatu yang disebabkan oleh kecepatan, ini adalah tingkat yang luar biasa.
Segera setelah itu, Aku merasakan dampak dari Magic Armor yang telah ku kembangkan secara sempit dan terkonsentrasi.
Rumput yang tumbuh di daerah itu berguncang dengan sedikit keterlambatan.
Ada mantra yang tidak masuk akal seperti teleportasi, dan aku sudah terbiasa dengan dunia lain ini, jadi aku tidak akan terkejut hanya karena dia menghilang.
Jadi ini benar-benar kecepatan yang bisa dia keluarkan tanpa ada gerakan yang terlihat?
“Bahkan jika itu hanya sebuah salam, Itu mengejutkan bahwa anda tidak terluka. Seperti yang diharapkan. Ngomong-ngomong... aku hanya Miko yang belum punya nama, tapi tidak akan cocok untuk memanggilku Tanpa Nama atau Miko di sini.”
Suaranya berasal dari tempat yang tidak kuketahui.
Aku tidak bisa melihatnya, dan kehadirannya ada di sana-sini dan aku tidak bisa menangkapnya sama sekali.
Seperti cahaya berkedip yang kuat, dia jelas menurunkan dan meningkatkan kehadiran dan haus darahnya untuk membingungkanku.
Aku menarik napas dalam-dalam dan mengeluarkannya.
Tidak perlu gelisah.
Ini akan menjadi pertarungan yang panjang.
Tidak apa-apa kalau hanya berbicara.
"Lalu?" (Makoto)
“Itu sebabnya, Aku akan memberitahu anda nama aliasku. Sebuah nama yang pernah ditujukan padaku dulu.”
"Itu akan sangat membantu. Jujur saja, aku merasa tidak enak menyebutmu Miko-san terus.”(Makoto)
Di tengah-tengah percakapan, Aku bisa merasakan serangan yang dilakukan beberapa kali.
Dan ada juga dampak dari sihir.
Aku tidak bisa melihat keduanya.
Sejujurnya aku berpikir ini mengesankan.
Aku bisa mengerti mengapa dia bangga akan hal itu.
Dari depan, samping, belakang; mereka tidak menjangkauku, tetapi aku secara sepihak menerima serangan.
“Fufu. Touda, Ada waktu di masa lalu ketika aku dipanggil seperti itu. Itu benar-benar waktu yang singkat." (Touda)
"Touda ya. Oke." (Makoto)
Aku merasa pernah mendengarnya sebelumnya.
Meski begitu, dari apa yang kudengar di percakapan sebelumnya, tidak ada jaminan itu akan membantu sekarang.
Daripada mencoba mengingat, lebih baik berkonsentrasi pada gadis yang sedang aku lawan.
Dia bilang dia memiliki banyak nama, dan dia telah dikaitkan dengan banyak sosok; jika aku terganggu dengan setiap hal seperti itu, itu tidak akan ada habisnya.
Tidak apa-apa.
Karena dalam hal kekuatannya... Aku akan membuatnya menunjukkannya mulai sekarang.